Minggu, 03 Januari 2016

patung ini tertinggi di dunia

Ada di Indonesia bukan di Brasil, patung ini tertinggi di dunia

Anggarannya Rp 30 Miliar.

TANA TORAJA, Tepat pada Agustus 2015 lalu, Kabupaten Tana Toraja telah mencatatkan sejarah setelah rampung membangun patung Yesus raksasa. Bahkan patung ini disebut-sebut menjadi patung Yesus tertinggi di dunia mengalahkan patung Yesus Sang Penebus yang ada di Rio de Janeiro, Brasil.
Patung ini sendiri berdiri tepatnya di puncak Bukit Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja. Tak tanggung tanggung, anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan patung ini sekitar Rp 30 miliar.
Patung yang dibangun Pemerintah Daerah Tana Toraja ini menjulang dengan ketinggian 40 meter. "Menurut sepengetahuan saya untuk tinggi landasan 17 meter, sementara untuk patungnya 23 meter," ungkap Mezak Yapin, salah satu wisatawan yang sempat berkunjung ke Tana Toraja kepada brilio.net, Kamis (31/12).
Pemerintah setempat pun berharap ini nantinya akan menjadi destinasi wisata baru di Tana Toraja. Daripada semakin penasaran bagaimana bentuk patungnya, berikut brilio.net tampilkan foto-foto patung Yesus yang ada di Tana Toraja hasil jepretan Mezak Yapin.
1. Tampak patung Yesus berdiri diatas perbukitan Buntu Burake, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja
foto: Mezak Yapin
2. Patung ini merupakan hasil karya seorang pematung dari Padang, Niel El Fuadi
foto: Mezak Yapin
3. Selain terdapat patung, pengunjung juga bisa menikmati indahnya panorama alam Tana Toraja dari puncak Buntu Burake
foto: Mezak Yapin
4. Tampak dari belakang, persis seperti patung Yesus tersohor di Rio de Janeiro, Brasil ya?
foto: Mezak Yapin

SUMBER : Brilio.net

Di Aralle, 1 Orang Meninggal Dunia

Penganiayaan Di Aralle, 1 Orang Meninggal Dunia











MAMASA, Kapolres Mamasa AKBP Wishnu Buddhaya, S.I.K., SH., MH.,bersama tim secara cepat berhasil mengamankan 15 (Limabelas) orang yang diduga selaku pelaku penganiayaan secara bersama-sama yang terjadi di Desa Saluledo Kec. Aralle yang mengakibatkan lelaki bernama Rudi meninggal dunia dan lelaki bernama Ahmadi dan Amiruddin mengalami luka-luka pada hari Sabtu siang (2/1/2016)

Kasat Reskrim Polres Mamasa, AKP Syamsuriyansah mengatakan, setelah Polres Mamasa menerima kabar kejadian tersebut, Kapolres Mamasa bersama Tim diantaranya Kasat Reskrim, Kasat Intel, Kasubdal Ops dan sejumlah anggota Polres yang berjumlah sekitar 20 orang langsung menuju ke Aralle. Setiba di Aralle Tim di bagi dua. Kapolres bersama Kasat Intelkam dan Kasubdal Ops Polres Mamasa mendatangi TKP dan korban di rumah duka dan memberi arahan agar permasalahan tersebut dipercayakan kepada Polisi untuk penanganannya dan menghimbau agar tidak melakukan hal-hal yang sifatnya main hakim sendiri. Selain itu Kapolres juga melakukan koordinasi dengan tokoh Adat, tokoh Agama dan tokoh masyarakat agar memberi pemahaman kepada keluarga korban dan masyarakat agar menahan diri. Sementara Tim lainnya yaitu Kasat Reskrim dan Kapolsek Mambi memimpin anggota gabungan Polisi dan TNI, fungsi lakukan penangkapan dengan melakukan lobi kepala Dusun Pebi, meminta yang diduga pelaku penganiayaan bersama-sama yang sementara itu melarikan diri ke hutan. Setelah kordinasi dan bicara dari hati ke hati, yang diduga pelaku turun dari gunung dan menyerahkan diri.
Ke-15 orang yang diduga selaku pelaku penganiayaan bersama tersebut, saat ini diamankan di Mako Polres Mamasa di Rantekatoan untuk dilakukan pendalaman terhadap mereka,"Satu orang kita sudah tetapkan sebagai tersangka dengan inisial MKD, sisanya masih dalam tahap pendalaman. Kondisi Aralle saat ini sudah kondusif,"terang Kasat Reskrim Polres Mamasa
------------

Berikut kronologi kejadian penganiayaan :


Pada pukul 10.25 wita (2/1/16) sejumlah orang (Mereka yang saat ini diamankan Polres Mamasa) rencana akan ke Polsek Aralle dengan maksud akan melaporkan kejadian perkelahian antara lelaki Kaddak dengan lelaki Ahmadi yg terjadi pada tanggal 29 Desember 2015 lalu di SMK Mulia Bakti Dusun Dambu Desa Tapalinna Kec. Mambi karena kesalahpahaman. Pada pukul 12.30 wita singgah dirumah Sodarmono ( TKP ) dan pada saat yang bersamaan korban lelaki Ahmadi melintas dijalan raya didepan rumah dimana mereka beristirahat dan secara spontan mereka berteriak "itumi yg kita cari " lalu mereka ramai-ramai menganiaya lelaki Ahmadi, karena ribut-ribut, korban Amiruddin dan korban Rudi mendatangi TKP yang berada sekitar 70 meter dari rumah korban dengan maksud untuk melerai, namun pada saat akan melerai, mereka balik menyerang korban, setelah korban tergeletak mereka melarikan diri dan meninggalkan 9 ( sembilan ) unit kendaraan roda dua miliknya di TKP, karena marah dan kesal kesembilan motor tersebut dibakar oleh massa.

Sumber : Mamasa Dalam Berita